Tweets & ReTweets

Association

Pemasaran produk

Written By Scooter-google on Selasa, 03 Desember 2013 | 14.13

Anda pernah menerima sambungan telepon dari orang kita tidak kenal yang tiba-tiba menawarkan produk kepada Anda. Banyak produk yang mereka tawarkan kepada kita dari mulai produk perbankkan, asuransi, kartu kredit, member club, Kredit Tanpa Agunan. Penawaran biasanya dalam jam operasional kantor saat kita sedang dalam kondisi fokus dalam pekerjaan atau sedang rapat dengan klien atau dengan Bos. 

ilustrasi from www.hitratesolutions.com
Biasanya diawali dengan kalimat " Selamat pagi Pak ..., kami dari Bank ABCSDZ,  karena bapak telah menjadi nasabah kami maka kami memberikan penghargaan kepada bapak .. bla  ... bla ... bla "   nanti ujungnya kita akan diarahkan untuk mengambil produk yang mereka pasarkan. Luar biasa memang pemasaran dengan menggunakan jasa mereka dalam memasarkan produk, bila kita setuju dengan produk yang mereka tawarkan.  Maka produk tersebut akan langsung melakukan debet otomatis pada rekening induk yang kita milik di Bank tersebut hingga terafiliasi dengan produk yang mereka tawarkan.

Maraknya telemarketing menggambarkan derasnya pemasaran produk saat ini. Yang menjadi pertanyaan saya. Kok bisa mereka mendapatkan data-data pribadi kita terkait dengan informasi rekening kita di Bank tersebut. Karena telemarketing tersebut bukanlah karyawan dari Bank tempat rekening kita simpan, mereka menjadi pihak perusahaan pihak ketiga yang menjalankan outsource fungsi bisnis pemasaran suatu produk dengan dasar Peraturan Bank Indonesia No:13/25/PBI/2011 

Menurut saya yang menjadi perhatian adalah ketika mereka memperoleh informasi mengenai kita berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No:9/14/PBI/2007 pada pasal 20 c tertulis pihak-pihak yang dapat meminta informasi debitur adalah 1. Pelapor, 2. Debitur, atau  3. Pihak Lain.  

Nah lo.. ternyata berdasarkan informasi tersebut mereka mempunyai hak untuk memperoleh informasi kita jadi bagaimana dong ? 

Seringnya approval/persetujuan aplikasi cukup dilakukan via telepon saja. Padahal kita tidak mendapatkan waktu untuk melakukan analisa yang cukup terhadap produk tersebut terkadang karena kita merasa  mereka terganggu tidak sedikit yang menyetujui proses tersebut walau mereka belum mengetahui manfaat dari produk tersebut.


Dan yang lebih tidak menyenangkan informasi terkait hak dan kewajiban nasabah tidak jelas padahal hal ini menjadi kewajiban seperti dalam produk  Bancassurance  seperti surat perjanjian ,rekening koran transaksi tersebut sering susah untuk kita tidak dapatkan Hmm....mmm. Bagaimana dengan Peraturan BI No. 7/6/PBI/2005  yang mengharuskan secara tertulis dan atau lisan pada pasal 4 ayat (1) dan ayat (2), Jadi dua komponen tersebut harus disampaikan tidak bisa salah satu saja.

ilustrasi from www.schuylercountytimes.com



Sepertinya pengawasan terhadap mereka yang mengeluarkan produk dan yang memasarkannya perlu ditingkatkan. Dengan tujuan kami sebagai nasabah tidak merasa di rampok dananya oleh pihak mereka yang memperoleh manfaat dari pemotongan dana dari rekening nasabah. Sehingga hal ini tidak menjadi masalah hukum sesuai dengan UU Republik Indonesia No 8 tahun 1999



14.13 | 0 comments | Read More

Apa Itu LDAP


Sudah lama juga gak melakukan penyegaran dengan menambah pengetahuan, setelah berjalan - jalan kesana kemari akhirnya ada beberapa istilah dari sebuah keajaiban pada milenium baru ini yaitu IT.
Istilah yang sering saya dengan tetapi terasa hanya menebak-nebak saja... akhirnya dicoba untuk dicari tahu sekaligus sebagai tambahan ilmu.

LDAP istilah ini sudah sering saya dengar sebelum bukan hari ini saja. LDAP sendiri adalah singkatan dari (Lightweight Directory Access Protocol)
adalah protokol perangkat lunak untuk memungkinkan semua orang mencari resource organisasi, perorangan dan lainnya, seperti file atau printer di dalam jaringan baik di internet atau intranet. Protokol LDAP membentuk sebuah direktori yang berisi hirarki pohon yang memiliki cabang, mulai dari negara (countries), organisasi, departemen sampai dengan perorangan. Dengan menggunakan LDAP, seseorang dapat mencari informasi mengenai orang lain tanpa mengetahui lokasi orang yang akan dicari itu.

Apa itu LDAP ? Kata itulah yang terlontar di pikiranku saat ingin mempelajari teknologi LDAP. Setelah mencari-cari di internet dengan bantuan Mbah Google, akhirnya aku sedikit mendapatkan gambaran tentang LDAP. LDAP sendiri adalah singkatan dari Lightweight Directory Access Protocol. Kenapa disebut Directory, karena LDAP adalah suatu protokol client-server yang digunakan untuk mengakses servis direktori.

Dengan mengunakan teknologi LDAP, maka akan memungkinkan kita untuk meningkatkan kemampuan untuk mencari suatu alat, device , ataupun sumber daya direktori. Selain itu, LDAP juga mempunyai satu kemampuan yakni single sign-on. Dengan adanya fitur single sign-on, maka kita tidak akan dipusingkan untuk login berkali-kali dalam aplikasi yang berbeda. Karena hanya sekilas, maka cukup segitu saja perkenalan dengan LDAP.
09.47 | 0 comments | Read More

Baju ku dulu tak begini.. he.. he.. he..

Selamat pagi Indonesia, kenapa dengan kualitas tidur saya beberapa hari ini saat bangun tidur terasa tida fresh yang ada hanya pegal terus seolah-olah masih ngatuk berat padahal waktu tidur cukup. Rasanya ingin kembali goes ke kantor. Maklum badan sudah membesar ke kanan dan ke kiri  .... he hehe jadi ketahuan deh.  Saat aktif goes nikmat sekali badan ini dibawa jalan, enteng rasanya dan gak malu kalau seragam kantor dimasukin kedalam karena gak ada bantal yang bikin sesek baju  he he he hehe. 
Jadi kapan ya mulai lagi ...
07.29 | 0 comments | Read More

DR vs BC

Written By Scooter-google on Kamis, 28 November 2013 | 14.28

Kembali kita bercerita tentang tentang sebuah insurance dalam bisnis. Ada dua kata yang sering didengar  di dunia IT yaitu DR "Disaster Recovery" dan BC "Business Continuity"  saat ini saya coba untuk memberikan pemahaman terkait hal tersebut dalam lingkup pemahaman saya loh.

DR 
Disaster Recovery diartikan sebagai usaha untuk memulihkan keadaan setelah terjadinya bencana. Karena disaster terjadi maka data yang sebelumnya telah ada hilang. Dalam kontek ini bagaimana sebuah perusahaan dapat kembali menjalankan operasional perusahaannya sebelumnya terjadi bencana.  Perihal data yang hilang tersebut dapat dilakukan dengan menjalankan Correction action mereka dengan cara Restore data sebelum terjadinya Disaster tersebut. maka ini dapat dikatakan "Disaster Recovery" melakukan recovery terhadap suatu entitas bisnis akibat disaster. Untuk tahapan ini proses Backup sudah dapat dijadikan langkah mitigasi bila bencana terjadi. Lalu timbul pertanyaan jadi apa bedanya dengan BC "Business Continuity". Maka untuk hal ini dapat dilakukan dengan metodelogi Cold Site atau Warm Site sudah cukup.

BC  
Business Continuity diartikan sebagai cara untuk tetap dapat melangsungkan bisnis bila terjadi suatu disaster. Tuh.. kan sama dengan dengan DR. Nah disini terjadi letak perbedaannya, baik untuk teknologi dan biaya yang diperlukannya berbeda. Untuk BC kita tidak cukup dengan hanya mengandalkan sebuah backup database, tetapi kita butuhkan adalah satu kesatuan dari suatu bisnis untuk tetap berjalan saat disaster sedang terjadi. maka dimulailah dari menentukan lokasi pengganti, teknologi apa yang akan digunakan dan banyak lagi strategi yang harus diputuskan bisanya dimulai dengan Business Impact Analysts terhadap bisnis perusahaan. Adapun teknologi yang dapat digunakan teknologi mirror/replikasi yang dapat menjaga kelangsungan data dari bisnis dan kontinuitas data saat bencana terjadi. Maka untuk hal ini metodelogi yang digunakan adalah Hot Site.

Demikian sebuah ilustrasi sederhana terkait DR dan BC menurut saya.
furqonimkp@gmail.com



14.28 | 0 comments | Read More

RTO vs RPO

RTO "Recovery Time Objective" dalam bahasa kulonnya (Barat) nah kalau dalam bahasa kita dapat diartikan "Lama waktu pemulihan yang diperoleh". Dalam praktek diilustrasikan berapa lama operasional dapat berjalan kembali. Hal ini terkait dengan ketersediaan perangkat, lokasi dan biaya yang dibutuhkan untuk hal tersebut. Semakin cepat pemulihan semakin besar biaya yang diperlukan untuk pemulihan. Dengan menyiapkan lokasi dan perangkat pendukung  yang siap menggantikan layanan operasional.

RPO "Recovery Point Objective" dapat diartikan "Tolerasi kehilangan data yang dapat diterima", untuk yang satu ini  saya coba memberikan ilustrasi sedikit sebagai contoh karena cukup sulit untuk langsung dipahami (* Mohon Koreksinya), saya ingin menggunakan contoh pada diri sendiri berapa banyak data yang dapat diterima bila terjadi kehilangan data dalam satu hari  ?,  Jika Anda mengisi database dengan berbagai macam informasi, apakah anda dapat menerima bila terjadi kehilangan data selama 1 jam kerja yang telah lalu, 2 jam atau mungkin 2 hari ?.

Atau jika Anda menulis sebuah dokumen panjang, apakah Anda dapat menerima 4 jam kerja Anda, sepanjang hari atau mungkin Anda bisa tahan jika Anda kehilangan pekerjaan sepanjang minggu Anda ?
Jumlah jam ini jam atau hari adalah RPO tersebut. 

RPO sangat penting karena salah satu elemen yang menentukan dalam strategi Business Continuity - terkait dengan frekuensi backup. Jika RPO Anda adalah 4 jam , maka Anda perlu melakukan backup setidaknya setiap 4 jam dalam 24 jam tetapi bila hanya dilakukan sekali dalam 24 Jam Anda akan mendapatkan bahaya besar terkait kelangsungan bisnis anda, tetapi jika Anda melakukannya setiap 1 jam, maka hal tersebut mengakibatkan biaya yang tinggi bila hal tersebut dirasa tidak terlalu membutuhkan backup  dalam setiap Jamnya. 

Kedua hal ini menjadi barometer dalam menentukan Business Continuity suatu perusahaan, terlebih bila hal tersebut terkait dengan pihak yang bergelut dalam bidang Finance, Bank. Dengan dasar dua komponen tersebut sebuah perusahaan dapat melakukan perhitungan biaya yang akan dikeluarkan terhadap Business Continuity perusahaan tersebut. 

Dari kedua komponen masing-masing memiliki karekteristik tersendiri, bila perusahaan hanya konsentrasi terhadap 

Jadi , apa bedanya antara RTO dan RPO ?
Perbedaannya terletak pada tujuan - RTO memiliki tujuan yang lebih luas karena menetapkan batas-batas untuk manajemen terkait dengan kelangsungan bisnis perusahaan, sedangkan RPO difokuskan pada masalah frekuensi backup dan teloransi kehilangan data. 

Sepertinya kedua hal tersebut adalah dua komponen yang terpisah karena Anda bisa memiliki  RTO 24 jam dan RPO 1 jam , atau RTO 2 jam dan RPO 12 jam. Kembali seperti diatas hal tersebut sesuai dengan kebutuhan bisnis anda mana yang menurut anda lebih baik.
Tetapi dapat ditekankan apa yang lebih penting : karena RTO dan RPO memiliki kesamaan? Mereka berdua sangat penting untuk analisis dampak bisnis dan manajemen kelangsungan bisnis . 
Tanpa menentukan keduanya dengan benar,  bila Anda hanya menebak dan menebak maka biaya tinggi yang dapat ada peroleh terkait risko operasional dan risko reputasi perusahaan.




13.14 | 2 comments | Read More

Infrastrukur FO 2000 KM untuk Papua.

Written By Scooter-google on Senin, 25 November 2013 | 07.51

Mei 2013 menjadi sebuah tonggak baru komunikasi bagi Provinsi Papua, hal ini dengan dibagunnya jalur komunikasi FO 2000 Km yang telah diresmikan pembangunannya. Pada Mei 2013 PT. Telkom telah melakukan groundbreaking pembanunan serat optik di Maluku yang diberi nama Maluku Cable System. Dengan menggandeng Alcatel Submarine Netwok, Jaringan tersebut ditargetkan akan beroperasi pada Agustus 2014.  Proses peletakan batu pertama proyek Papua Cable System dilakukan oleh Menteri Koodinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa.

Fiber Optic atlanticfo.co.uk
Hal ini mengingatkan saya saat pertama kali menginjakkan kaki di tanah Papua, tepatnya pada Juni 2001 saat implementasi online banking system untuk Bank Papua. Dengan topology daerah di Papua yang memiliki kontur pegunungan. Vsat (Very small aperture terminal) menjadi media komunikasi yang sesuai untuk daerah tersebut dan belum tersedianya infrastruktur komunikasi berbasis kabel kalau biasa disebutkan juga dengan jalur komunikasi teresterial.

Parabolic Dish Vsat 


Dengan telah dilakukan groundbreaking menjadi bukti nyata pemerintah dalam membangun infrastruktur. walau menunggu waktu yang lama. Bila hal tersebut terealisasi maka Vsat - Vsat yang telah bertebaran dapat dijadikan sarana Backup komunikasi.

07.51 | 0 comments | Read More

Cyber crime act at Movie

Written By Scooter-google on Kamis, 21 November 2013 | 09.20

Beberapa studio film Hollywood menghasilkan film yang isi film tersebut berita tentang dunia informatika. Tentang pembobolan transaksi bank "Swordfish" lalu "MATRIX" dengan triloginya dan tentang politik "Enemy of the state" atau  film tentang seorang Hacker fenomenal Kevin Mitnick yang berhasil melakukan serangan terhadap sisi keamanan provider selullar hal itu dilakukan pada tahun 1990an dimana teknologi 3G belum digunakan seperti saat ini.


Film Enemy of the state menceritakan lembaga intelejen Amerika sedang menjalankan misi seperti yang sedang dibicarakan saat ini namun untuk rakyat Amerika (sadap menyadap) hal ini sekarang menjadi isu terkait program PRISM nya yang sedang menjadi head line dibeberapa media. 



IT menjadi kawan bila diggunakannya dengan tujuan baik dan benar. Semua objek didunia ini tercipta seperti dua mata pisau, satu untuk kebaikan dan dapat digunakan untuk kejahatan. Meminjam istilah Bang NAPI "kejahatan terjadi bukan hanya karena ada niat pelaku, tapi kejahatan bisa terjadi karena ada kesempatan, waspadalah !".






09.20 | 0 comments | Read More