Tweets & ReTweets

Association

Tampilkan postingan dengan label religi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label religi. Tampilkan semua postingan

Labbaik Allahumma Labbaik (cerita umroh part 1 : Madinah)

Written By Scooter-google on Jumat, 22 Maret 2019 | 22.20

Sebelumnya mengawali tulisan ini yang telah sekian lama sudah vacum untuk menulis pada blog ini. Pada kesempatan ini ingin memberikan cerita apa yang telah dilakukan dari tanggal 11 Maret 2019  sampai dengan 19 Maret 2019.

Dengan mengucap syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang telah memerikan hidayah dan nikmat akan Islam kepada saya dan keluarga semoga istiqomah hingga akhir hayat dalam keadaan khusnul khotimah, tidak lupa sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam yang telah menyampaika risalanya kepada kita semua hingga akhir jaman.

Ada ungkapan mereka yang punya uang tapi mereka tidak punya waktu,
mereka yang punya waktu tapi tidak punya uang.
Namun ada yang punya waktu dan punya uang tapi belum memperoleh niat  (panggilan Allah Subhanahu Wa Ta'ala) untuk berangkat ketanah suci.

Terus bagaimana dengan saya ?
waduh... kalimat apa yang pantas saya sebutkan selain mengucapkan syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala atas semua nikmat yang tidak terbayang. 

Dalam kondisi finansial sedang dalam kondisi yang kurang baik, tiba-tiba ada panggilan suci untuk saya pribadi ke tanah suci. Tanpa basa basi langsung saya raup cepat-cepat panggilan tersebut. semoga ditanah suci dapat mencurahkan segala perasaan ini kepada Mu ya Robbi.

Singkat cerita tahapan persiapan keberangkatan ini dilakukan dengan baik, memang perlu banyak - banyak bersyukur diri saya kepada Mu ya Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Bagaimana tidak berangkat tinggal jalan. 
Saat mau jalan karena ada beberapa tanggungan yang harus dibayar .. ..  dilalah dibayar lunas oleh saya. Padahal niatnya hanya setengah saja atau sepertiga saja. karena hal tersebut habis dah tabungan kosong..   :D 

Kembali saya perlu bersyukur Allah Subhanahu Wa Ta'ala dengan segala pertolongannya dimana bantuannya itu bisa datang dari mana saja dan dalam bentuk apa saja.  Tabungan yang tadinya kosong dalam waktu dua hari terisi dan bisa untuk beli motor matic tahun 2017an. 

Lanjut ceritanya ... yang barusan uda ah.. kasian banget sih.
tiba pada persiapan terakhir kami dari seluruh jamaah travel berkumpul di hotel untuk mendapatkan materi manasik umroh.  

Alhamdulillah kedua orang tua, adik, istri, anak ku ikut mengantar ku hingga sampai hotel tempat kami menginap.  Ayah saya tidak lupa dia memberikan baju kaos putih khas haji yang memiliki kantong didepan katanya untuk dipakai disana.

Pelaksanaan manasik alhamdulillah berjalan lancar hingga malam, acara tersebut juga menjadi ajang perkenalan dengan seluruh jamaah travel tersebut suasana kekeluargaan sudah terasa perkenalan satu dengan yang lain sudah terjadi. Ada hal yang luar biasa saya satu kamar dengan Bpk Noor Hadi yang ternyata beliau satu perubahan dengan saya hanya berbeda blok. Beginilah kalau Allah Subhanahu Wa Ta'ala ingin berkehendak.

Tiba waktunya kami berdasarkan recana bahwa pesawat take off pada pukul 11:30 WIB dari Bandara Soekarno Hatta dengan maskapai Garuda Indonesia, maka setelah sholat subuh jamaah segera menyiapkan segala sesuatunya, sesuai dengan arahan panitia bahwa koper dikumpul pada pukul 06.00 WIB, karena akan diberangkatkan lebih dahulu ke Bandara. 

Dalam perjalanan dari hotel menuju bandara pembimbing kami membimbing perjalanan dengan membacakan doa dan sholawat kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. 

perjalanan dari tanah air hingga bandara King Abdul Aziz di Jeddah membutuhkan waktu 9 jam perjalanan udara.  Woow sudah lama juga tidak melakukan trip penerbangan jarak jauh. sebagai informasi jarak dari Jakarta - Jayapura lumayan lama hampir 6 jam perjalanan udara. bosen kagak tuh duduk sampe serba salah, beruntung sarana hiburan di pesawat berfungsi dengan baik jadi bisa digunakan .. selebihnya tidur-tidur manis dah. terbang dengan Garuda Indonesia yang mengunakan armada Boing 777-300 memberikan kenyamanan walau dikelas ekonomi dengan space ruang gerak yang masih nyaman untuk kaki.





bersambung





  


  









22.20 | 0 comments | Read More

Kiai Syam Wafat Saat Jadi Imam Subuh

Written By GreenProduct on Rabu, 24 Oktober 2012 | 08.36

Innalillahi wa inna ilaihi rajiun

Kiai Syam Wafat Saat Jadi Imam Subuh
Tribunnews

Sebagai manusia yang beriman dengan hari akhir pasti ingin mengakhiri hidupnya dalam keadaan mulia dalam kondisi terbaik yaitu khusnul khotimah. 
KH Syamsuddin Latief (76), meninggal dunia, Selasa (23/10) dini hari,  biasa dipanggil Kiai Syam sesepuh agama untuk masyarakat Sulawesi Selatan dan juga pengurus organisasi Islam Muhammadiyah telah meninggal saat menjadi Imam Sholat Subuh.

Sesepiuh organisasi keagamaan Muhammadiyah Sulsel, KH Syamsuddin Latief (76), meninggal dunia, Selasa (23/10) dini hari.
Almarhum yang akrab disapa Kyai Syam wafat di rakaat pertama, saat menjadi imam Salat Subuh berjamaah di Masjid Fastabiqul Khairat, Jalan Maccini Gusung No 62, Kelurahan Maccini Gusung, Kecamatan Makassar, Kota Makassar, sekitar pukul 04.34 wita.
"Bapak sempat duduk, sebelum ruku' di rakaat pertama," kata Juliani Najamuddin, menantu almarhum kepada Tribun, tadi malam di rumah duka, Jl Lure No 75, Makassar.
Menurut Juliana, bapaknya tak memiliki riwayat penyakit. "Setahu saya, almarhum selalu jamaah di masjid dekat rumah, dan kami tak pernah mendengar beliau mengeluh," kata istri dari Najamuddin Syam, anak keempat almarhum.
Pukul 14.00 wita, kemarin, jenazah Wakil Ketua Majelis Pengurus Daerah (MPD) Muhammadiyah Kota Makassar ini dibawa ke Sinjai Borong, kampung kelahirannya di timur Sinjai. Mantan Ketua Majelis Tarjih PD Muhammadiyah Kota Makassar dan direktur Direktur Madrasah Muallimin Muhammadiyah Cabang Makassar meninggalkan seorang istri Hajjah Fatimah (68), enam anak, dan 15 cucu.
Tiga anak pertama adalah putri, Sitti Husniah, Sitti Rastinah dan Sitti Najmiah. Anak keempat dan kelima putra, Najamuddin dan Agus Salim Syam. Si bungsu, Rahmiah. Agus Salim, adalah Ketua DPW Front Pembela Islam (FPI) Sulsel. 
Kenangan terakhir Juliani dengan almarhum, saat dia membawa cucu kesembilan almarhum ke rumah mertuanya. "Anak saya minta supaya pergi setor hafalan juz 30, ke puang kakek, Bapak masih sempat memuji kalau Imaduddin Najamuddin (3 tahun) ini anak yang pintar dan akan jadi hafidz (penghafal Quran)," kata Juliani, mengenang pertemuan terakhir dengan bapak mertuanya, Minggu (21/10) lalu.

Sumber tribunnews


08.36 | 0 comments | Read More