Tweets & ReTweets

Association

Bagaimana menyusun Operation Level Agreement (OLA)

Written By Scooter-google on Sabtu, 05 Juni 2021 | 01.33

Sebelumnya lebih jauh dalam pembahasan apasih "Operation Level Agreement" yang ngetren dengan singkatan "OLA". 
techtarget.com dalam situsnya memberikan informasi bahwa Operation Level Agreement "is a contract that defines how various IT groups within a company plan to deliver a service or set of services". Ini yang bilang kontributor techtarget.com. OLA dirancang untuk mengatasi permasalah yang terjadi pada operasional layanan TI dilingkungan internal vendor yang pada kondisi tertentu sedang berfungsi sebagai penyedia layanan kepada customernya. Dalam COBIT 5.0 yang dikeluarkan ISACA, OLA didefiniskan saat aplikasi/layanan disain, dilakukan bersama saat menyusun SLA, sehingga semua stakeholder yang terlibat dapat dapat merumuskannya mengingat  keterkaitan antara OLA dan SLA disaat OLA tidak dapat terpenuhi maka SLA yang didelivery kepada customer pun tidak dapat tercapai. Di beberapa kontrol dalam COBIT 5.0 secara jelas OLA sebagai input dari control objective.  
  1. DSS01.02 Manage Outsource IT Services.
  2. DSS02.07 Track Status and produce reports.
  3. DSS04.03 Develop and implement a business continuity response.
  4. DSS05.03 Manage end point security
Sedangkan SLA dan OLA menjadi output saat kita mendisain layanan yang akan kita berikan sesuai dengan yang sudah disampaikan diatas seperti pada control objective.
  • BAI03.02 Design detailed solution components 
Dalam domain Align, Plan & Organise control objective terhadap management APO09 Manage service agreements pada kondisi ini Service Manager  memiliki Accountability untuk menjaga layanan tetap prima didukung dengan OLA dari seluruh stakeholder.

RACI Cart COBIT 5 APO09

Dalam domain APO09.03 Define and prepare service agreements disebutkan "Define and prepare service agreements based on the options in the service catalogues. Include internal operation agreements". 

Ada enam tips yang disampaikan Laura Didio dalam menyusun Operation Level Agreements
  1. Tentukan semua layanan yang menjadi tanggung jawab perusahaan.
  2. Melibatkan peran serta CIO untuk mengetahui semua kebutuhan yang diperlukan dalam menjaga layanan kepada customer.
  3. Tentukan key person atau Dept/Divisi dan tanggung jawabnya (Aplikasi, Sistem Operasi, Database, Netwoking)
  4. Uraikan setiap Dept/Divisi terhadap perannya dalam supporting layanan.
  5. Buat rencana darurat untuk kebutuhan contingency bila terjadi pada operasional
  6. Lakukan pengujian OLA secara berulang - ulang dan buat perubahan bila diperlukan sama halnya dengan SLA, sifatnya tidak statis dan harus dilengkapi dengan tanggal awal dan akhir diberlakukan SLA & OLA tersebut.
Demikian beberapa informasi yang disampaikan dalam proses penyusunan OLA semoga dapat berguna untuk semua.










01.33 | 0 comments | Read More

Analisis pengembangan arsitektur aplikasi enterprise menuju society 5.0

Written By Scooter-google on Rabu, 11 November 2020 | 08.53

Perkembangan industry  Teknologi Informasi (TI) saat ini telah memberikan solusi dan keuntungan melalui pemanfaatan peluang sebagai bentuk peran strategis TI dalam pencapaian misi & visi suatu perusahaan. Dalam era Society 5.0  peluang-peluang diciptakan dari optimalisasi sumber daya akan data, “di Society 5.0, itu bukan lagi modal, tetapi data yang menghubungkan dan menggerakkan segalanya, membantu mengisi kesenjangan antara yang kaya dan yang kurang beruntung. Layanan kedokteran dan pendidikan, dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi, akan mencapai desa-desa kecil di wilayah Sub-Sahara," ujar Shinzo Abe (Perdana Mentri Jepang ) dalam pertemuan tahunan forum ekonomi dunia di Davos -  Swiss, 23 Januari 2019.
"Jepang mampu memproduksi komponen penting yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar di seluruh dunia yang tidak mampu diproduksi oleh negara lain, hal ini merupakan konsep Society 5.0 yang mampu memberikan keunggulan bagi sebuah negara" ungkap Prof. Jay Rajasekera, dalam kuliah umum "Industry 5.0 and Society 5.0 for Indonesia" 27 Februari 2019 Universitas Gajah Mada.
Jepang memiliki sejarah yang panjang terhadap pencapaian tersebut untuk dapat kita pahami. Society 5.0 dapat dikatakan sebagai pengembangan untuk membenahi beberapa masalah yang saat ini dihadapi karena terlalu cepatnya perkembangan teknologi. Pemerintah Jepang menyebut society 5.0 adalah di mana ruang maya dan ruang fisik konvergen atau dalam kata lain terintegrasi dimana terdapat peran serta Artificial Intelligence dalam mensupport Society 5.0 
Semua hal akan semakin mudah dengan penggunaan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang akan membantu kita memproses data sehingga kita menerima hasil yang sudah jadi.  Setiap perkembangan dalam sejarah manusia akan memberi dampak baik positif maupun negatif terhadap manusia sendiri dan terhadap alam sekitarnya. Menarik untuk melihat apa dampak dari Society 5.0 ini.
Dapat dikatakan sebagai pengembangan untuk membenahi beberapa masalah yang saat ini dihadapi karena terlalu cepatnya perkembangan teknologi. Pemerintah Jepang menyebut Society 5.0 adalah di mana ruang maya dan ruang fisik konvergen atau dalam kata lain terintegrasi.
Berdasarkan hal tersebut maka AI bisa menjadi benang merah dalam Society 5.0
Industry TI  pada area sumber daya perusahaan yang meliputi data, sistem aplikasi, infrastruktur dan sumber daya manusia. Penerapan TI memerlukan biaya investasi yang relative mahal, dimana munculnya risiko terjadinya kegagalan juga cukup besar. Dibutuhkan konsistensi dalam bidang pengelolaan TI agar layanan TI berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.

Era Society 5.0 organisasi berlomba menggunakan teknologi sebagai cara mendapatkan dan mengelola informasi untuk menikmati hidup.
Karena seringkali sistem informasi yang ada dalam organisasi semata-mata dipandang sebagai teknologi belaka. Aplikasi, menjadi perhatian manakala organisasi membutuhkannya untuk tulang punggung kegiatan operasional dan transaksi, menyediakan informasi demi kepentingan manajerial dan pelaporan.
Dengan melibatkan AI dalam Enterprise Resource Planning   (ERP) akan memberikan nilai baru pada penerapan ERP dikemudian hari.  
ERP (Enterprise Resource Planning) ialah struktur sistem informasi yang dapat mengintegrasikan fungsi pemasaran, fungsi produksi, fungsi logistik, fungsi keuangan, fungsi sumber daya, dan fungsi lainnya (Wicaksono, Mulyo dan Rianto.2015).
ERP saat ini telah berkembang sebagai aplikasi yang mengintegrasikan semua fungsi aplikasi organisasi ke pusat penyimpanan data sehingga dengan mudah diakses oleh semua organisasi diperusahaan yang membutuhkan informasi.  Saat ini software ERP yang banyak digunakan oleh perusahaan seperti SAP dan ORACLE.
Berdasarkan penelitian Sri Ayu Pracita, Noorlaily Soewarno, Isnalita (2018:11) Analisis Pengaruh Implementasi ERP terhadap Profitabilitas  dan Nilai Perusahaan “Implementasi ERP berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas yang diukur dengan varibel Net Profit Margin (NPM)” dengan sampel penelitian 44 perusahaan yang terdaftar didalam Bursa Efek Indonesia. 
Menurut Kasmir (2017:235) mengatakan bahwa Net Profit Margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan net income dari kegiatan operasi pokoknya.  Setiap  perusahaan didunia mengejar yang namanya pendapatan/keuntungan hal tersebut menjadi tujuan perusahaan didunia hadir dan hal ini berlaku untuk semua industry. Dengan dasar tersebut rasanya tepat bila perusahaan yang belum menerapkan ERP untuk mengimplementasikan ERP diperusahaanya..
Namun pada saat ini ERP dengan menggabungkan bersama AI adalah sesuatu yang baru . Maka untuk mempersiapkan era Society 5.0  hal tersebut perlu dilakukan.

Arsitektur Informasi Perusahaan (Enterprise Information Architecure) dalam bentuk ERP yang relevan untuk memberikan informasi perusahaan dengan tujuan perbaikan yang berkesinambungan dan memberikan beberapa manfaat akan diperoleh oleh organisasi seperti :

·         Efisiensi operasional TI:
o   Rendahnya biaya pengembangan software, support, dan pemeliharaan;
o   Meningkatkan portabilitas aplikasi;
o   Meningkatkan interoperabilitas dan kemudahan sistem , serta pengelolaan network;
o   Meningkatkan kemampuan yang ditujukan isu-isu kritis enterprise seperti Availability, Capability, Integrity & Security;
o   Memudahkan memperoleh informasi untuk kebutuhan upgrade dan pergantian komponen sistem;
·         Tingkat pengembalian investasi menjadi lebih baik, mengurangi resiko untuk investasi berikutnya:
o   Mengurangi kompleksitas dalam infrasturktur TI;
o   Memaksimalkan ROI dalam eksisting Infrastruktur TI;
o   Fleksibilitas dalam membuat, membeli atau outsource solusi TI;
o   Mengurangi resiko keseluruhan dalam investasi baru, dan pembiayaan berdasarkan kepemilikan TI;
·         Lebih cepat, sederhana dan pengadaan yang murah:
o   Pengambilan keputusan pembelian menjadi lebih mudah, karena pengelolaan informasi pengadaan tersedia dalam perencaaan yang komprehensif;
o   Proses pengadaan menjadi lebih  cepat, memaksimalkan kecepatan pengadaan ;
o   Kemampuan untuk pengadaan yang heterogen, multi vendor open system.




08.53 | 0 comments | Read More

Mengelola pulau-pulau yang tidak berpenghuni di Indonesia

Written By Scooter-google on Selasa, 06 Oktober 2020 | 19.17

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar didunia, sebiuah investasi yang sangat berharga bila dapat dikelola dengan baik oleh pemimpin bangsa ini. Beberapa pulau masih kosong tidak berpenghuni. 
Ada beberapa pulau terluar bahkan sudah menjadi incaran dari beberapa negara tetangga. Dahulu sebuah kasus yang cukup mengerenyitkan dahi bagi kita yang suka membaca informasi tentang Pulau Sipadan - Ligitan yang sekarang telah berhasil lepas dari jajaran kepulauan Indonesia. Sekarang bila anda googling dengan kata kunci pulau sipandan langsung muncul hasil pencarian Google "Sipadan Island in Malaysia.
dahulu pulau ini tidak saat menjadi perebutan kedua negara Indonesia dan Malaysia belum terkelola dengan  baik. namun sekarang pulau tersebut menjadi destinasi wajib bagi para penyelam. Dengan keindahan alam bawah lautnya. Berapa pemasukan yang dapat diterima pemerintah Malaysia dengan berhasilnya mereka mendapatkan pulau tersebut, belum lagi berubahnya garis pantai mereka setelah mereka mendapatkan pulau tersebut.
Semoga yang terjadi pada pulau Sipadan tidak terjadi lagi untuk pulau-pulau terluar di Indonesia, mengingat sekarang sedang ramainya masalah laut cina disana ada pulau - pulau yang kaya akan kandungan minyak dan gas bumi diwilayah Natuna. Berdasarkan kondisi diatas sangat disayangkan bila beberapa pulau terluar Indonesia yang seharusnya dapat dipertahankan.  
Indonesia saat ini sedang diliputi beberapa krisis, misal krisis energi. Indonesia saat ini belum 100% terterangi oleh listrik.Beberapa wilayah dapat dialiri listrik tetapi hanya untuk satu hari dalam satu minggu dan kasus pemadaman bergilir sering sekali terjadi dibeberapa provinsi.
kembali kepada pokok pikiran dalam tulisan ini. mengelola pulau yang tidak berpenghuni. ini berdasarkan informasi dari Kementrian Kelautan dan Perikanan bahwa lebih dari 15.337 pulau ( 87%)  pulau di wilayah Indonesia belum berpenghuni. Seyogyanya pulau - pulau tersebut dapat diberdayakan untuk kebutuhan yang kita perlukan saat ini. Tadi kita bicara tentang krisis listrik. Indonesia negara yang memiliki tinggkat sinar matahari yang tinggi, bagaimana bila anugrah ini kita kelola dengan baik sebagai sumber listrik yang berlimpah. 
Terkait dengan ketersediaan pulau - pulau tersebut bagaimana bila pemerintah mengelola untuk mengatasi krisis - krisis yang sedang terjadi.
1. Pulau yang belum ditinggali dijadikan sebagai pusat pembangkit tenaga listrik. 
Hal ini dapat dijadikan sebagai ladang tempat memanen sinar matahari sehingga dapat memberikan manfaat bagi kelangsungan di sekitar pulau tersebut. Beberapa negara telah melakukan hal tersebut sebagai contoh Pakistan menyedikan lahan 500 Ha yang akan digunakan sebagai pembangkit tenaga matahari  (sumber antaranews).
2. Tempat pembuangan sampah haakhir.
Karena tidak berpenghuni maka efek terhadap masyarakat telah berkurang dari polusi yang dihasilkan limbah sampah tersebut.

bersambung






19.17 | 0 comments | Read More

Comparative Analyst Marketplace BUKALAPAK VS RAKUTEN

Written By Scooter-google on Sabtu, 04 April 2020 | 14.57

Comparative Analyst Marketplace

BUKALAPAK VS RAKUTEN

1.       Pendahuluan
Tingginya pemanfaatan internet pada saat ini mengakibatkan tumbuhnya beberapa peluang pasar baru bagi industry, tersedianya beberapa kebutuhan masyarakat di internet memberikan kenyamanan bagi mereka yang menggunakannya. Namun sebagai customer perlu menjadi pertimbangan untuk dapat mengetahui latar belakang dari setiap marketplace yang ada.  Saat ini beberapa marketplace berlomba-lomba meningkatkan valuasi dari marketplacenya dengan meningkatnya valuasi ini diharapkan mereka menjadi pilihan para konsumennya dan menjadi yang pertama dalam bisnis ini.

2.      Kriteria
Pada kesempatan ini dihadirkan yang salah satunya adalah marketplace unicorn Indonesia yaitu BUKALAPAK dengan RAKUTEN marketplace berasal dari negeri sakura Jepang yang sudah dinyatakan closed pada tahun 2016. 

Mencoba untuk melakukan perbandingan yang sederhana antara salah satu unicorn Indonesia dengan Marketplace terbesar di Jepang, yang akhirnya tutup. karena bicara mulai Rakuten lebih dulu berdiri. 

Dalam proses komparasi terhadap kedua marketplace tersebut diperlukan pengelompokan kriteria sebagai berikut :

1.        Memulai usaha
2.      Investor
3.      Valuasi
4.      Model bisnis
5.      Fitur marketplace
6.      Model pembayaran
7.       Jumlah mitra
8.      Jumlah pengguna
9.      SEO

Berdasarkan kriteria tersebut diatas analisa komparasi dari kedua marketplace tersebut bisa diperoleh. Beberapa nilai dapat diambil dari hasil komparasi tersebut.


No
Kriteria
RAKUTEN
BUKALAPAK
1
Mulai
7 Februari 1997
Hadir di Indonesia tahun Maret 2011
10 Januari 2010
2
Investor
1.        Rakuten      51%
2.      MNC Group 49 %

Closed diindonesia 1 Maret 2016
Dengan status terbesar di Jepang.
Pisah kongsi dengan MNC
Karena perubahan skema bisnis online induk
1.        Ant financial (an/ Alipay)
2.      Mirea-asset naver asia growth fund
3.      Government of Singapore investment corporate
4.      Emtek Group
5.      Shinhan Financial Group
3
Valuasi
Rp 13.86 Triliun
Rp 35 Triliun
4
Model Business
Business to business to customer
Customer to Customer
5
Fitur Marketplace
1.        Registrasi user
2.      Registrasi toko
3.      Listing product
4.      Integrasi sosmed
5.      Pencarian product
6.      Testimoni
7.       Rating Product
8.      Website
9.      Mobile App

Saat masih hadir di Indonesia


1.        Registrasi user
2.      Registrasi toko
3.      Listing product
4.      Integrasi sosmed
5.      Pencarian product
6.      Testimoni
7.       Rating Product
8.      Website
9.      Mobile App
10.   Investasi
11.     Travel
12.    Ticket (Pesawat, Kereta, Bus)
13.   Pembayaran
a.      PLN
b.      PBB
c.       Kartu Kredit
d.      Pulsa
e.      BPJS
f.        PDAM
g.      TV Kabel
h.      Telkom
6
Model pembayaran
1.        Cash On Delivery
2.      Kemitraan Indomaret
3.      Kartu Kredit
4.      Internet Banking
5.      E-wallet DOKU


Saat masih hadir di Indonesia
1.        Cash On Delivery
2.      Kemitraan Indomaret & alfamart
3.      Kartu Kredit
4.      Cicilan
5.      Kredivo
6.      Internet Banking
7.       Mobile banking
8.      ATM
9.      E-wallet
7
Jumlah mitra
35.000 Mitra pedagang
3 Jt Mitra pedagang
8
Jumlah pengguna
500.000 Pengguna
70 Jt pengguna
9
SEO keyword “belanja”
~ karena sampai 12 halaman google search belum muncul
Halaman 1 Google
dari 249 jt pencarian

Faktor kesuksesan Bukalapak :
1.        Pendanaan yg mencukupi kebutuhan penetrasi,
2.      Fitur marketplace,
3.      Model business yg sesuai dgn iklim di Indonesia
4.      Tersedia mitra dalam jumlah
5.      Jumlah pengguna lebih dari 10 juta pengguna
6.      Support SEO yang bagus
7.       Model pembayaran lebih banyak

Kelemahan Rakuten Indonesia :
1.        Pendanaan karena di tinggal salah satu investornya
2.      Fitur marketplace
3.      Model bisnis tidak sesuai dengan iklim bisnis Indonesia
4.      Jumlah pengguna kurang dari 1 Jt
5.      Support SEO yang kurang
6.      Model pembayaran terbatas

Hal ini yang membuat BUKALAPAK dapat bertahan dalam 3 besar marketplace di Indonesia beberapa tahun terakhir (2014
Pergerakan marketplace per Q4 tahun 2019   sumber iprice.co.id



Berdasarkan gambar diatas shopee berhasil berada diurutan pertama pada Q4 tahun 2019 dengan menyalip TOKOPEDIA dan BUKALAPAK


Daftar Referensi
1.        Bukalapak, 2020
2.       Rakuten, 2020
3.       Rakuten, 2011. Rakuten hadir di Indonesia versi beta https://techno.okezone.com/read/2011/03/04/55/431273/rakuten-indonesia-hadir-versi-beta
4.       Swa, 2015. Model pembayaran baru Rakuten Online.
5.       Teknojurnal, 2011. Model pembayaran baru di Rakuten Online https://teknojurnal.com/pengalaman-belanja-di-rakuten-belanja-online/
6.       Tempo, MNC & Rakuten putus kongsi kenapa ?
7.        Wikipedia, 2019. Rakuten
8.       Empat investor dibalik bukalapak https://www.tagar.id/empat-investor-utama-di-balik-bukalapak
11.      Persaingan toko online Indonesia https://iprice.co.id/insights/mapofecommerce/
12.     CNBC Indonesia, 2018. Kalah modal toko online yang ditinggal kabur investor https://www.cnbcindonesia.com/tech/20181122151752-37-43261/kalah-modal-ini-toko-online-ri-yang-ditinggal-kabur-investor/2
14.57 | 0 comments | Read More