Tweets & ReTweets

Association

Maturity level of Management Information System

Written By Scooter-google on Selasa, 26 Maret 2013 | 16.33

Tingkat kematangan suatu perusahaan dapat dilihat bila perusahaan tersebut menghasilkan produk yang inovatif dalam setiap produk yang dikembangkan/dibangun-nya. dan perusahaan tersebut dapat memberikan informasi kepada kita sehingga kita dapat mengikuti proses perjalanan produk tersebut dengan baik dari awal hingga tahap terakhir. Dan tentunya kita dapat merasakan inovasi yang dibuatnya. banyak merek-merek terkenal yang telah memiliki kekuatan pada brand produknya
Maka pada saat ini kita dapat bertanya dimana posisi perusahaan kita sekarang ?, apakah sudah seperti perusahaan terkemuka.
Tingkat kematangan manajemen dalam penerapan sistem informasi dapat kita nilai berdasarkan level dibawah ini.
 
   
 
0. Non-Existent
1. Initial 
2. Repeatable 
3. Defined
4. Managed
5. Optimized   
Bagaimana hal tersebut dapat terjadi, akan diuraikan dari masing - masing level sehingga dapat memberikan gambaran level tersebut bagi kita semua.

0. Non-Existent 
Level ini dapat menggambarkan bagaimana suatu perusahaan tidak perduli terhadap pentingnya teknologi informasi untuk dikelola dengan secara baik oleh manajemen . sehingga tidak adanya kontrol dari manajemen terhadap teknologi informasi.

1. Initial 
Level ini biasa juga disebut dengan AD-HOC, kondisi perusahaan dimana akan secara reaktif melakukan aktifitas penerapan manajemen sistem informasi sesuai dengan kebutuhan yang sifatnya mendadak (AD-HOC) tidak berdasarkan perencanaan sebelumnya. kondisi ini biasanya dapat ditemukan pada perusahaan dengan karakteristik sebagai berikut :
  • Tidak ada manajemen projek dan jaminan kualitas (quality assurance)
  • Tidak ada mekanisme manajemen perubahan  
  • Tidak ada dokumentasi dan sangat bergantung pada kemampuan individu.

2. Repeatable
Suatu kondisi dimana perusahaan telah memiliki pola yang berulang kali dilakukan dalam melakukan manajemen aktivitas terkait dengan tata kelola teknologi informasi, namun keberadaanya belum terdefinisi secara baik dan formal sehingga masih terjadi ketidak konsistenan.
Kondisi ini biasanya dapat ditemukan pada perusahaan dengan karakteristik sebagai berikut :
  • Kualitas mulai bergantung pada proses tidak pada individu. 
  • Ada manajemen proyek dan jaminan kualitas (quality assurance) yang sederhana
  • Ada dokumentasi dan konfigurasi manajemen yang sederhana
  • Tidak ada manajemen pengetahuan (knowledge management) 
  • Tidak ada komitmen untuk selalu mengikuti proses siklus pengembangan (System Development Life Cycle/SDLC)
  • Tidak ada kendali statistik (statical control) untuk estimasi project 
  • Rentan terhadap perubahan struktur organisas  

 3. Defined
Pada level ini sebuah perusahaan telah memiliki kebijakan dan prosedur yang baku dan tertulis yang telah disosialisasikan ke segenap jajaran manajemen dan karyawan untuk dipatuhi dan dikerjakan dalam aktivitas operasional sehari - hari.
Kondisi ini biasanya dapat ditemukan pada perusahaan dengan karakteristik sebagai berikut :
  • Telah memiliki SDLC dan dilakukan dalam proses pengembangan.
  • Ada komitmen untuk mengikuti SDLC dalam keadaan apapun.
  • Tidak menerapkan  pembiayaan berbasis aktivitas (Activity Base Costing)
  • Tidak ada mekanisme post implementasi review dalam tahapan proses akhir dari setiap project 

 4. Managed
Suatu kondisi dimana perusahaan telah memiliki sejumlah indikator atau ukuran kuantitatif yang dijadikan sebagai sasaran atau target maupun tujuan kinerja setiap penerapan aplikasi teknologi informasi yang ada.
Pada kondisi ini mempunyai karakrerik sebagai berikut :
  • Setiap proses pengembangan sudah menerapkan Activity Based Costing dan digunakan untuk estimasi project berikutnya.
  • Proses penilaian kualitas dan project bersifat kuantitatif.
  • Terjadi pemborosan biaya untuk pengumpulan data, karena proses pengumpulan data masih dilakukan secara manual.
  • Tidak ada mekanisme pencegahan terhadap kerusakan.
  • Sudah memiliki mekanisme terkait dengan post implementasi review     

5. Optimized
Suatu kondisi dimana perusahaan dianggap telah menerapkan manajemen teknologi informasi yang mengacu pada praktek-praktek terbaik (best practice).
Pada kondisi ini mempunyai karakrerik sebagai berikut :
  • Pengumpulan data secara otomatis.
  • Adanya mekanisme pencegahan terhadap kerusakan.
  • Adanya mekanisme umpan balik yang sangat baik.   
Sekarang  kita dapat menilai perusahaan berdasarkan level tersebut, mari kita coba dulu dari perusahaan tempat kita bekerja.

Reff : www.isaca.org 


 

16.33 | 0 comments | Read More

Kiai Syam Wafat Saat Jadi Imam Subuh

Written By GreenProduct on Rabu, 24 Oktober 2012 | 08.36

Innalillahi wa inna ilaihi rajiun

Kiai Syam Wafat Saat Jadi Imam Subuh
Tribunnews

Sebagai manusia yang beriman dengan hari akhir pasti ingin mengakhiri hidupnya dalam keadaan mulia dalam kondisi terbaik yaitu khusnul khotimah. 
KH Syamsuddin Latief (76), meninggal dunia, Selasa (23/10) dini hari,  biasa dipanggil Kiai Syam sesepuh agama untuk masyarakat Sulawesi Selatan dan juga pengurus organisasi Islam Muhammadiyah telah meninggal saat menjadi Imam Sholat Subuh.

Sesepiuh organisasi keagamaan Muhammadiyah Sulsel, KH Syamsuddin Latief (76), meninggal dunia, Selasa (23/10) dini hari.
Almarhum yang akrab disapa Kyai Syam wafat di rakaat pertama, saat menjadi imam Salat Subuh berjamaah di Masjid Fastabiqul Khairat, Jalan Maccini Gusung No 62, Kelurahan Maccini Gusung, Kecamatan Makassar, Kota Makassar, sekitar pukul 04.34 wita.
"Bapak sempat duduk, sebelum ruku' di rakaat pertama," kata Juliani Najamuddin, menantu almarhum kepada Tribun, tadi malam di rumah duka, Jl Lure No 75, Makassar.
Menurut Juliana, bapaknya tak memiliki riwayat penyakit. "Setahu saya, almarhum selalu jamaah di masjid dekat rumah, dan kami tak pernah mendengar beliau mengeluh," kata istri dari Najamuddin Syam, anak keempat almarhum.
Pukul 14.00 wita, kemarin, jenazah Wakil Ketua Majelis Pengurus Daerah (MPD) Muhammadiyah Kota Makassar ini dibawa ke Sinjai Borong, kampung kelahirannya di timur Sinjai. Mantan Ketua Majelis Tarjih PD Muhammadiyah Kota Makassar dan direktur Direktur Madrasah Muallimin Muhammadiyah Cabang Makassar meninggalkan seorang istri Hajjah Fatimah (68), enam anak, dan 15 cucu.
Tiga anak pertama adalah putri, Sitti Husniah, Sitti Rastinah dan Sitti Najmiah. Anak keempat dan kelima putra, Najamuddin dan Agus Salim Syam. Si bungsu, Rahmiah. Agus Salim, adalah Ketua DPW Front Pembela Islam (FPI) Sulsel. 
Kenangan terakhir Juliani dengan almarhum, saat dia membawa cucu kesembilan almarhum ke rumah mertuanya. "Anak saya minta supaya pergi setor hafalan juz 30, ke puang kakek, Bapak masih sempat memuji kalau Imaduddin Najamuddin (3 tahun) ini anak yang pintar dan akan jadi hafidz (penghafal Quran)," kata Juliani, mengenang pertemuan terakhir dengan bapak mertuanya, Minggu (21/10) lalu.

Sumber tribunnews


08.36 | 0 comments | Read More