Tweets & ReTweets

Association

Create Instance Database DB2 Enterprise ver 7.2 on Linux

Written By Scooter-google on Senin, 14 April 2008 | 20.53

Dengan berkembangnya database yang ada tidak dapat dapat dipungkiri bahwa dikemudian hari akan memiliki lebih dari satu database untuk keperluan pengembangan beberapa product yang akan datang, dari ilustrasi sebelumnya muncul pertanyaan apakah kita harus membeli server lagi untuk database baru?.
Jawabanya adalah tidak selalu harus membeli server baru, kita bisa saja membuat dua atau lebih database dalam satu server yang dapat berdiri sendiri atau dengan kata lain seperti memiliki dua database dengan server yang berbeda. Dalam DB2 Enterprise Edition solusi ini bisa dilakukan dengan cara membuat multiple database instance, dimana secara administrative satu database Instance akan mengelola dan mengatur satu atau sekelompok database yang independent dan tidak terpengaruh oleh administrative database Instance lainnya.

Dalam kasus ini, kita akan menempatkan instance pada server database yang sudah memiliki satu database.

1. Login Root

2. Create group db2bilal [yang akan digunakan sebagai instance baru]
#groupadd –g 110 db2bilal
3. Create user db2bilal
#useradd –u 150 –p password –m –d /home/db2bilal –g db2bilal -s /bin/bash –r -c

Adapun fungsi-fungsi diatas :
a. -g adalah agar user db2bilal dapat langsung berada didalam group db2bilal
b. -u untuk menentukan user id pada linux
c. -p untuk memberikan password untuk user db2bilal

4. Create group db2fenc2
#groupadd –g 120 db2fenc2

5. Create user db2fenc2
#useradd –u 150 –p password –m –d /home/db2fenc2 –g db2fenc2 -s /bin/bash –r –c

6. Create instance dan port
#/usr/IBMdb2/V7.1/instance/./db2icrt –a SERVER –p 50010 –s ee –u db2fenc2 db2bilal


Adapun fungsi diatas :
-a tipe auttentikasi user(SERVER, CLIENT, or SERVER ENCRYPT) untuk create instance
-p port name / port yang akan kita tentukan
-fenc[id] Nama yang terdapat dalam server

Adalah Instance type apakah (ee ese arau client)
ee : Enterprise Editions
ese : Enterprise Server Editions

7. Login db2bilal

8. Create database
# db2 “create database DATBILAL using codeset IBM-1252 territory US”

9. Restore database
#db2 “restore database DATBILAL from /home/db2bilal/…

10. Lakukan test connect database dengan Client Configurations Assinstant (CCA)

11. Jika urutan di atas telah dilakukan dan berhasil tanpa mengalami error, maka tahap selanjutnya adalah test masuk ke DB2 dan create database

12. Masuk kedalam db2bilal
# su – db2bilal
password : ********

13. Selanjutnya masuk ke dalam DB2
# db2

jika masuk ke dalam DB2, maka create instance berhasil

kita dapat mengurangi langkah diatas bila saja CD dari DB2 ada kita tinggal menjalankan

#./db2setup


Pilih menu instalasi untuk Create Instance
Selamat mencoba semoga dapat bermanfaat...

Untuk informasi lebih lengkap dapat dilihat disini
20.53 | 0 comments | Read More

Manage Kernel for DB2

Written By Scooter-google on Jumat, 04 April 2008 | 21.18

Before installing a DB2 database system, we should update your Linux kernel parameters. The default values for particular kernel parameters on Linux are not sufficient when running a DB2 database system. DB2 automatically raises the IPC limits where necessary based on the needs of the DB2 database system. However, it may be more practical to set the limits permanently on your Linux system if you have products or applications other than a DB2 database system.

Red Hat and SUSE Linux

The following information can be used to determine if there are any necessary changes required for your system.

The following is the output from the ipcs -l command. Comments have been added following the to show what the parameter names are.


    # ipcs -l

    ------ Shared Memory Limits --------
    max number of segments = 4096 // SHMMNI
    max seg size (kbytes) = 32768 // SHMMAX
    max total shared memory (kbytes) = 8388608 // SHMALL
    min seg size (bytes) = 1

    ------ Semaphore Limits --------
    max number of arrays = 1024 // SEMMNI
    max semaphores per array = 250 // SEMMSL
    max semaphores system wide = 256000 // SEMMNS
    max ops per semop call = 32 // SEMOPM
    semaphore max value = 32767

    ------ Messages: Limits --------
    max queues system wide = 1024 // MSGMNI
    max size of message (bytes) = 65536 // MSGMAX
    default max size of queue (bytes) = 65536 // MSGMNB



Beginning with the first section on Shared Memory Limits, SHMMAX and SHMALL are the parameters that need to be looked at. SHMMAX is the maximum size of a shared memory segment on a Linux system whereas SHMALL is the maximum allocation of shared memory pages on a system.

For SHMMAX, the minimum required on x86 systems would be 268435456 (256 MB) and for 64-bit systems, it would be 1073741824 (1 GB).

SHMALL is set to 8 GB by default (8388608 KB = 8 GB). If you have more physical memory than this, and it is to be used for DB2, then this parameter should be increased to approximately 90% of the physical memory as specified for your computer. For instance, if you have a computer system with 16 GB of memory to be used primarily for DB2, then 90% of 16 GB is 14.4 GB divided by 4 KB (the base page size) is 3774873. The ipcs output has converted SHMALL into kilobytes. The kernel requires this value as a number of pages.

The next section covers the amount of semaphores available to the operating system. The kernel parameter sem consists of 4 tokens, SEMMSL, SEMMNS, SEMOPM and SEMMNI. SEMMNS is the result of SEMMSL multiplied by SEMMNI. The database manager requires that the number of arrays (SEMMNI) be increased as necessary. Typically, SEMMNI should be twice the maximum number of connections allowed (MAXAGENTS) multiplied by the number of logical partitions on the database server computer plus the number of local application connections on the database server computer.

The third section covers messages on the system.

MSGMNI affects the number of agents that can be started, MSGMAX affects the size of the message that can be sent in a queue, and MSGMNB affects the size of the queue.

MSGMAX should be change to 64 KB (that is, 65535 bytes), and MSGMNB should be increased to 65535 on Server systems.

To modify these kernel parameters, we need to edit the /etc/sysctl.conf file. If this file does not exist, it should be created. The following lines are examples of what should be placed into the file:


    kernel.sem=250 256000 32 1024
    #Example shmmax for a 64-bit system
    kernel.shmmax=1073741824
    #Example shmall for 90 percent of 16 GB memory
    kernel.shmall=3774873
    kernel.msgmax=65535
    kernel.msgmnb=65535


Run sysctl with -p parameter to load in sysctl settings from the default file /etc/sysctl.conf.

    sysctl -p


To make the changes effective after every reboot, boot.sysctl needs to be active on SUSE Linux. On Red Hat, the rc.sysinit initialization script will read the /etc/sysctl.conf file automatically.

many information you can get about DB2 from this
21.18 | 0 comments | Read More

Douglas Mac Arthur “Doa Seorang Ayah “

Written By Scooter-google on Kamis, 27 Maret 2008 | 11.39

Tuhanku
Bentuklah puteraku menjadi manusia yang cukup kuat
untuk mengetahui, manakala ia lemah.
Dan cukup berani menghadapi dirinya sendiri, manakala
dia takut.
Manusia yang bangga dan teguh dalam kekalahan, jujur
dan rendah hati serta berbudi halus dalam kemenangan.
Bentuklah puteraku menjadi manusia yang hasrathasratnya
tidak menggantikan yang mati, putera yang
selalu mengetahui Engkau, dan insyaf bahwa mengenal
dirinya sendiri adalah landasan pengetahuan.

Tuhanku
Aku mohon agar puteraku jangan dibimbing dijalan yang
mudah dan lunak, tetapi dibawah tekanan dan desakan
kesulitan dan tantangan. Didiklah puteraku supaya teguh
berdiri diatas badai serta berbelas kasihan terhadap
mereka yang gagal.
Bentuklah puteraku supaya menjadi manusia yang berhati
jernih, yang cita-citanya tinggi. Putera yang sanggup
memimpin dirinya sendiri sebelum berhasrat memimpin
orang lain.
Putera yang menjangkau hari depan namun tidak pernah
melupakan masa lampau.
Dan setelah itu menjadi miliknya, aku mohon agar
puteraku juga diberi perasaan jenaka, agar dia dapat
serius tanpa dirinya terlampau serius.
Berilah dia juga kerendahan hati agar dia dapat selalu
ingat pada kesederhanaan dan keagungan asli, pada
sumber kearifan dan pada kelembutan juga pada kekuatan
asli.
Dengan demikian maka, aku ayahnya, akan memberanikan
diri dan berbisik :"Hidupku tidak sia-sia".
11.39 | 2 comments | Read More

DBI1652E DB2 on SuSe 10

Begin for create instance user for DB2 on SUSE 10 Enterprise, i have one message from DB2 like this

DBI1652E

The specified user name is invalid.
Explanation
An invalid user name has been entered. One of the following situations has occurred:

* The given user name already exists on the system.
* The given user name already exists on the system but under a different group name.
* The given user name either is too long or consists of invalid characters.

User response

Retry with a different user name

If i create with a different user, i worry my database can't use with my backup data.
because instance user as possible same with the user database from the production database, except i use database with different name, i can use restore into different name database.

Actually i want create with the user exists on the system for DB2 instance.

If you want create instance with user exists on SuSe 10 Enterprise,
and i try to delete that exist user before create instance, after than i can create Instance user from DB2. I already try this and the result is good.




see here

09.36 | 0 comments | Read More

Offline email with ThunderBird

Written By Scooter-google on Minggu, 23 Maret 2008 | 00.52

Ada cara lain untuk dapat membaca email kita dengan cara offline tetapi tentunya sebelum itu email-email tersebut sudah kita download disaat kita terhubung dengan internet tentunya. Namanya mungkin kita ingat dengan film boneka/animasi dari luar yang bercerita tentang armada beberapa pesawat "ThunderBird" Beraksi... he he he he

Proses Konfigurasi ThunderBird, tidak terlalu berbeda dengan Outlook Express. Jadi bisa dikatakan kesulitan dapat dieliminasi (AFI kali) terlebih bila sudah terbiasa dengan Outlook Express.
Langkah-langkah Konfigurasinya.
Sebelumnya jangan lupa untuk mengaktifkan POP pada Account kita di Gmail.
Setting Pada Account Gmail

1. Login ke Account Gmail
2. Lalu Klik Menu Setting
3. Klik Forwarding and POP/IMAP
4. Kemudian Pilih Option Enable POP for all mail atau Enable POP for mail that arrives from now on.

Setting Pada Mozilla ThunderBird
1. Pilih Menu File ==> New ==> Account, Kemudian akan tampil Sebuah Form Account Wizard
2. Pilih Option Email Account, Kemudian masukan nama dan alamat Account E-mail Gmail kita, Kemudian tekan Next
3. Lalu akan muncul Form Server Information, Kemudian isi seperti gambar dibawah.Lalu Klik Next.
4. Selanjutnya Klik menu Server Settings yang berada di sebelah kiri atas, Kemudian isikan sesuai gambar dibawah
5. Selanjutnya Klik Outgoing Server (SMTP), Kemudian Klik tombol Add yang berada disebelah kanan atas.
6. Kemudian isi seperti gambar dibawah, tentunya disesuaikan dengan Account E-mail kita.
7. Sampai tahap ini kita sudah menyelesaikan membuat sebuah account E-mail
Untuk membuat account email lainnya langkahnya hampir sama, yang berbeda hanya pada pengisian server Information.
Hilangkan Centang pada Use Global Inbox (Store Mail in Local Folders)
Agar E-Mail yang masuk dikelompokan ke masing-masing Account
8. Dan yang terakhir jangan lupa sesuaikan OutGoing Server (SMTP) pada masing-masing Account.Kemudian Klik OK
9. Untuk lebih memudahkan silahkan dicontek dari gambar-gambar dibawah.
10.Selamat Menggunakan Mozilla ThunderBird.


00.52 | 1 comments | Read More

Disaster Recovery Center

Written By Scooter-google on Sabtu, 22 Maret 2008 | 23.51

Dewasa ini kebutuhan akan dunia informasi semakin tinggi setinggi kebutuhan akan perkembangan dunia usaha untuk menggunakan Information Technology (IT). Karena perkembangan data yang terjadi tentu saja harus dibarengi dengan berbagai sarana penunjang lainnya. Salah satu sarana yang vital dan sepertinya ini manjadi wajib adalah bagaimana dalam hal Strategi Backup dan Recovery Data pada Disaster Recovery Center.

Karena kelancaran proses bisnis pada suatu perusahaan modern dewasa ini sangat tergantung kepada infrastruktur IT untuk/bila ingin mendapatkan hasil yang lebih produktif dan keuntungan yang lebih kompetitif, maka proteksi data dan recovery menjadi penting untuk proses bisnis sehari-hari, khususnya jika terjadi kerusakan atau bencana alam. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan untuk replikasi data, backup, dan recovery, berdasar pada penggunaan infrastruktur IT mejadi keharusan bila ingin kontiunitas data selalu terjaga optimal.
Terjadinya bencana alam seperti gempa bumi, banjir, ataupun kebakaran dapat membuat infrastruktur IT hancur perlu diingat Disaster Recovery seperti halnya Insurance yang telah kita sediakan untuk usaha/perusahaan kita. Di beberapa kasus, memindahkan semua data yang critical akibat bencana dan me-recovery data-data tersebut menjadi data yang utuh lagi mungkin akan sangat sulit, misal untuk recovery data mungkin akan membutuhkan waktu yang berhari-hari, yang dapat mempengaruhi fungsi dan kehandalan perusahaan.
Banyak perusahaan mulai mengimplementasikan Disaster Recovery Plan untuk penanganan data saat terjadi bencana yang potensial. Implementasi Disaster Recovery selalu melibatkan proses backup data dari production site ke sebuah disaster recovery site yang terhubung secara online. Implementasi disaster recovery tidak hanya melibatkan infrastuktur, tapi juga sumber daya manusia dan desain yang berhubungan dengan proses.

Strategi recovery adalah tentang proses pemindahan data pada sistem yang critical ke pusat pengolahan data alternatif "Disaster Recovery Center". Disaster Recovery Planning merupakan aktifitas yang penting. Disaster Recovery Plan didesain untuk menjamin kelangsungan proses bisnis yang vital jika terjadi disaster. Rencana ini merupakan solusi yang efektif yang dapat digunakan untuk me-recover semua proses bisnis yang vital dalam jangka waktu yang diinginkan menggunakan record-record data vital yang disimpan secara off-line. Dalam implementasinya, disaster recovery planning memerlukan serangkaian langkah yang kompleks. Disaster recovery planning bukanlah pekerjaan yang dilakukan sekali dan langsung selesai pada saat itu juga, ia harus di-maintain dan dites secara berkala (dengan kata lain, disaster recovery planning merupakan pekerjaan yang dilakukan secara berkelanjutan).

Ada beberapa teknologi yang dapat implemetasikan dalam disaster recovery yang akan bangun antara lain :

a. Vision (MIMIX)
b. Netapp
c. Sybase Replicator


Sengaja hanya tiga yang saya tampilkan disini. He.. he... he... karena yang saya tau model/topologi teknologinya ya hanya tiga merek ini dan sudah ikut mencicipinya, Ada beberapa merek yang menganut teknologi sama dari ketiga merek tersebut.

23.51 | 0 comments | Read More

Automatic Start ASE after Reboot

Pertama kali bertemu dengan ASE langsung penasaran maklum waktu itu diakan didaulat menggantikan DB2 yang sudah superior untuk beberapa tahun belakangan ini.
Gak tanggung-tanggung biar gw seneng gw dikasi temen sama mereka yang uda pada expert. He.. he he... enak nich gampang kalo mo nanya... sak sekalian saudaranya Rahulkan dari India dia kirim buat bikin Pede....

Disini gw cuma mo sharing mengenai perihal bagaimana agar ASE itu automatic start after reboot.. (he... he.... gayanya macam-lecture aja nich), Disini yang gw install dalam ASE on Linux x64 Bit. Langkahnya sangat sederhana tapi lumayan membantu kita.


Langkah-langkahnya antara lain :

Login terlebih dahulu sebagai user tersebut

1. Copykan file yang berfungsi untuk menaikan environment ASE biasanya berada di /opt/sybase.

$ cd /opt/sybase

pastikan ada tidak file SYBASE.sh dalam directory /opt/sybase


2. Setelah itu kita akan membuat file copinya didalam profile.

$ cp /opt/sybase/SYBASE.sh /etc/profile.d/SYBASE.sh

3. Ubah attribut dari file SYBASE.sh yang sudah kita copykan agar dapat di execute dengan menggunakan command.

$ chmod a+x /etc/profile.d/SYBASE.sh

Selesai dech... mudah-mudahan ini berhasil dan bisa membatu ...

21.06 | 0 comments | Read More