Inefisiensi Anggaran Pemerintah RI tahun 2012

Written By Scooter-google on Jumat, 17 Mei 2013 | 09.58



 
ilustrasi kompas.com

Lengkap sudah rakyat Indonesia menerima semua ketidakadilan di negerinya sendiri. rakyat dengan sangat dan amat terpaksa untuk menerima kenaikan BBM,Tarif Dasar Listrik, Naiknya Harga Gas LPG, harga sembako yeng terus meninggi. Tanggal 3 Mei 2013 tepatnya berita tersebut tampil dalam laman Kompas.com.
Inefisiensi dana anggaran pemerintah sebesar Rp.72 Triliun. Woooww jumlah yang luar biasa. Kantong - kantong inefisiensi diinformasikan  terdapat di beberapa departemen diantaranya :

Kementrian Pendidikan dan Budaya (Rp 10 Triliun) , Kepolisian Republik Indonesia Rp 7.1 Triliun, Kementrian Pekerjaan Umum (Rp 7 Triliun), Kementrian Agama (Rp 6.7 Triliun) dan Kementrian Perhubungan (Rp 4.9 Triliun). 

Jumlah yang fantastik bukan ...  ? 

Seperti ini kah mereka mengelola uang rakyat ? Dengan susah payah sebagian masyarakat mencari nafkah. karena perlu diingat pada dasarnya semua komponen biaya yang kita keluarkan ada komponen pajak walau tidak secara lansung kita yang membayar (Produsen produk yang membayar pajak) karena komponen tersebut telah dimasukan dalam komponen harga Retail yang diterima oleh masyarakat.

Belum pernah membaca dan mendengar terkait kebijakan pemerintah yang membuat rakyatnya sejahtera berdasarkan keadilan seperti Sila 3 dari Pancasila (Keadilan Sosial bagi seluruh masyarakat)
yang sering kita dengar himbawan dari pemerintah adalah "dengan keterbatasan anggaran maka ...bla... bla bla..."  atau "Untuk mengamankan anggaran maka bla... bla   bla  "
Tetapi  gaya hidup mereka tetap saja seperti jaman feodal (jaman kerajaan). Bukannya memberikan service kepada rakyatnya malam meminta service dari rakyatnya. sungguh terlalu (kalau kata Bang Haji Roma ).

Andaikan dana sebanyak itu dapat dijadikan sekolah untuk masyarakat, jalan raya, pabrik hingga berguna untuk kepentingan rakyatnya. sehingga tidak ada lagi sekolah - sekolah yang ambruk berkurangnya jalan yang berlubang, adanya tempat bekerja baru bagi masyarakat.















0 comments: