Perkembangan industry Teknologi Informasi (TI) saat ini telah
memberikan solusi dan keuntungan melalui pemanfaatan peluang sebagai bentuk
peran strategis TI dalam pencapaian misi & visi suatu perusahaan. Dalam era
Society 5.0 peluang-peluang diciptakan
dari optimalisasi sumber daya akan data, “di
Society 5.0, itu bukan lagi modal, tetapi data yang menghubungkan dan
menggerakkan segalanya, membantu mengisi kesenjangan antara yang kaya dan yang
kurang beruntung. Layanan kedokteran dan pendidikan, dari tingkat dasar hingga
perguruan tinggi, akan mencapai desa-desa kecil di wilayah Sub-Sahara,"
ujar Shinzo Abe (Perdana Mentri Jepang ) dalam pertemuan tahunan forum ekonomi
dunia di Davos - Swiss, 23 Januari 2019.
"Jepang mampu memproduksi komponen penting yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar di seluruh dunia yang tidak mampu diproduksi oleh negara lain, hal ini merupakan konsep Society 5.0 yang mampu memberikan keunggulan bagi sebuah negara" ungkap Prof. Jay Rajasekera, dalam kuliah umum "Industry 5.0 and Society 5.0 for Indonesia" 27 Februari 2019 Universitas Gajah Mada.
Jepang memiliki sejarah yang panjang terhadap pencapaian tersebut untuk dapat kita pahami. Society 5.0
dapat dikatakan sebagai pengembangan untuk membenahi beberapa masalah yang saat
ini dihadapi karena terlalu cepatnya perkembangan teknologi. Pemerintah Jepang
menyebut society 5.0 adalah di mana ruang maya dan ruang fisik konvergen atau
dalam kata lain terintegrasi dimana terdapat peran serta Artificial Intelligence dalam mensupport Society 5.0
Semua hal
akan semakin mudah dengan penggunaan Artificial Intelligence (AI) atau
kecerdasan buatan yang akan membantu kita memproses data sehingga kita menerima
hasil yang sudah jadi. Setiap perkembangan
dalam sejarah manusia akan memberi dampak baik positif maupun negatif terhadap
manusia sendiri dan terhadap alam sekitarnya. Menarik untuk melihat apa dampak
dari Society 5.0 ini.
Dapat dikatakan sebagai pengembangan untuk membenahi beberapa masalah
yang saat ini dihadapi karena terlalu cepatnya perkembangan teknologi.
Pemerintah Jepang menyebut Society 5.0 adalah di mana ruang maya dan
ruang fisik konvergen atau dalam kata lain terintegrasi.
Berdasarkan hal tersebut maka AI bisa menjadi benang merah dalam Society
5.0
Industry TI pada area sumber daya perusahaan yang meliputi
data, sistem aplikasi, infrastruktur dan sumber daya manusia. Penerapan TI memerlukan
biaya investasi yang relative mahal, dimana munculnya risiko terjadinya kegagalan
juga cukup besar. Dibutuhkan konsistensi dalam bidang pengelolaan TI agar
layanan TI berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.
Era Society 5.0 organisasi
berlomba menggunakan teknologi sebagai cara mendapatkan dan mengelola informasi
untuk menikmati hidup.
Karena seringkali sistem
informasi yang ada dalam organisasi semata-mata dipandang sebagai teknologi
belaka. Aplikasi, menjadi perhatian manakala organisasi membutuhkannya untuk
tulang punggung kegiatan operasional dan transaksi, menyediakan informasi demi
kepentingan manajerial dan pelaporan.
Dengan melibatkan AI
dalam Enterprise Resource Planning (ERP) akan
memberikan nilai baru pada penerapan ERP dikemudian hari.
ERP (Enterprise
Resource Planning) ialah struktur sistem informasi yang dapat
mengintegrasikan fungsi pemasaran, fungsi produksi, fungsi logistik, fungsi
keuangan, fungsi sumber daya, dan fungsi lainnya (Wicaksono, Mulyo dan
Rianto.2015).
ERP saat ini
telah berkembang sebagai aplikasi yang mengintegrasikan semua fungsi aplikasi
organisasi ke pusat penyimpanan data sehingga dengan mudah diakses oleh semua
organisasi diperusahaan yang membutuhkan informasi. Saat ini software ERP yang banyak digunakan
oleh perusahaan seperti SAP dan ORACLE.
Berdasarkan penelitian Sri
Ayu Pracita, Noorlaily Soewarno, Isnalita (2018:11) Analisis Pengaruh
Implementasi ERP terhadap Profitabilitas
dan Nilai Perusahaan “Implementasi ERP berpengaruh positif signifikan
terhadap profitabilitas yang diukur dengan varibel Net Profit Margin (NPM)”
dengan sampel penelitian 44 perusahaan yang terdaftar didalam Bursa Efek
Indonesia.
Menurut Kasmir (2017:235)
mengatakan bahwa Net Profit Margin merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan net income dari kegiatan
operasi pokoknya. Setiap perusahaan didunia mengejar yang namanya
pendapatan/keuntungan hal tersebut menjadi tujuan perusahaan didunia hadir dan
hal ini berlaku untuk semua industry. Dengan dasar tersebut rasanya tepat bila
perusahaan yang belum menerapkan ERP untuk mengimplementasikan ERP
diperusahaanya..
Namun pada saat ini ERP
dengan menggabungkan bersama AI adalah sesuatu yang baru . Maka untuk
mempersiapkan era Society 5.0 hal
tersebut perlu dilakukan.
Arsitektur Informasi
Perusahaan (Enterprise Information
Architecure) dalam bentuk ERP yang relevan untuk memberikan informasi perusahaan
dengan tujuan perbaikan yang berkesinambungan dan memberikan beberapa manfaat
akan diperoleh oleh organisasi seperti :
·
Efisiensi operasional TI:
o Rendahnya
biaya pengembangan software, support, dan pemeliharaan;
o Meningkatkan
portabilitas aplikasi;
o Meningkatkan
interoperabilitas dan kemudahan sistem , serta pengelolaan network;
o Meningkatkan
kemampuan yang ditujukan isu-isu kritis enterprise seperti Availability,
Capability, Integrity & Security;
o Memudahkan
memperoleh informasi untuk kebutuhan upgrade
dan pergantian komponen sistem;
·
Tingkat pengembalian
investasi menjadi lebih baik, mengurangi resiko untuk investasi berikutnya:
o Mengurangi
kompleksitas dalam infrasturktur TI;
o Memaksimalkan
ROI dalam eksisting Infrastruktur TI;
o Fleksibilitas
dalam membuat, membeli atau outsource solusi TI;
o Mengurangi
resiko keseluruhan dalam investasi baru, dan pembiayaan berdasarkan kepemilikan
TI;
·
Lebih cepat, sederhana
dan pengadaan yang murah:
o Pengambilan
keputusan pembelian menjadi lebih mudah, karena pengelolaan informasi pengadaan
tersedia dalam perencaaan yang komprehensif;
o Proses
pengadaan menjadi lebih cepat,
memaksimalkan kecepatan pengadaan ;
o Kemampuan
untuk pengadaan yang heterogen, multi vendor open system.