Tweets & ReTweets

Association

Menapaki Tanah Batak Tarutung ... Kota Durian

Written By Scooter-google on Senin, 18 November 2019 | 13.17

Perjalanan ke tanah Batak.
Perjalanan ini dimulai pada pertengahan bulan Februari tahun 2018, saat kantor tempat saya bekerja sedang melakukan agenda migrasi core banking system di satu Bank Daerah terbesar di daerah Sumatra. Awal perjalanan dimulai pada hari Jumat  tanggal 16 Februari 2018. 

Keberangkatan dari Soekarno-Hatta dengan maskapai Batik Air, alhamdulillah Istriku tercinta dan kedua (KK Haya, Abang Hafidz) anakku ikut mengantar kan diri saya ke Bandara. Rasanya kurang nikmat karena kalau melakukan perjalanan pada hari Jum'at saat-saat diantara waktu pelaksanaan Sholat Jum'at sedang berlangsung kita masih dalam perjalanan kelokasi. Yah ... tapi ini lah yang bisa diperoleh  maklum masih menjadi karyawan .. siapa tau suatu saat nanti menjadi pemilik usaha (Aamiiin Ya Robbal Alamiin).

Rencanana penerbangan kali ini saya tidak sendiri tetapi dengan beberapa rekan kerja saya dalam 1 (satu) tim. untuk kali ini dengan Sdr. Ali Mualim, Arizky, Agus Sugiarto, Dolly Harapah (si Ucok yang punya kampung) Ari Setya Gandara (ini orang muda tapi sudah haji dia) ... kalah saya ... heeee :D eh ada satu kita punya wanita Sdri Dinda  (sama dengan pak Dolly dia butet asal Sumatra Utara juga).

Alhamdulillah perjalanan dengan Batik Air menuju Kuala Namu Airport diakhir dengan landing dengan selamat.  Dengan waktu tempuh 2 Jam 20 Menit.   Sayang saat penerbangan saranan hiburan yang seharusnya bisa dinikmati ternyata tidak tersedia ...  ("ah biasa dengan Maskapai penerbangan yang satu ini) sudah beruntung kita selamat sampai tujuan dengan waktu yang sesuai dengan yang sudah direncanakan. Karena sudah banyak cerita tentang Delay yang terjadi untuk Maspakai yang satu Group dengan maskapai yang berlogo Singa merah ini.

Selesai rekan-rekan mengambil bagasi (Baggage Claim) Sdr. Agus Sugiarto yang paling banyak kayaknya ... :D maklum ini second home dia setelah Jakarta ... (KTP Jakarta atau Bekesong dia ya )  kebetulan saya tidak ada memasukan bagasi. Setelah selesai proses pengambilan bagasi kita berkumpul semua di tempat lobby luar kedatangan.   Kordinasi singkat dilakukan, karena pihak klien tidak menyediakan transportasi ke tujuan kota medan maka kami coba menjadi moda transportasi yang dapat mengantarkan kami ke Medan. Tadinya beberapa rekan ingin langsung menuju ke tempat tujuan masing-masing.  Oh iya lupa ... kami dari semua orang ini dikirim untuk menjadi pendampingan ke beberapa Cabang.  Ada yang tujuan Kisaran, Sidenpuan, Tarutung, Balige, Kaban Jahe bahkan ada yang menuju Pulau Nias.  

Agenda ini menjadi pekerjaan dan sekaligus bagian dari proses pengalaman minimal untuk anak dan cucu nanti, sekarang mana ada niat pribadi kita akan berkunjung ke daerah - daerah tersebut kalau bukan karena tugas.

Setelah kondinasi singkat akhirnya kami menuju Medan. Untuk mencapai kota Medan kami memesan mode transportasi online alhamdulillah sudah tercover di wilayah Kuala Namu walau dengan beberapa peringatan sebelumnya oleh kawan yang pernah memiliki pengalaman sebelum. Katanya kendaraan yang datang biasanya tidak sesuai dengan yang muncul dalam aplikasi..  Alhamdulillah tidak butuh waktu lama order kami diterima. kendaraan yang tertera pada aplikasi adalah Suzuki Ertiga, tidak lama telpon saya berdering ternyata Driver Online yang kami order sudah menghubungi saya.  Beberapa arahan disampaikan kepada saya..  "bapak nanti tolong dimatikan Hpnya .. aplikasinya jangan diliatkan kepada petugas ya pak ", .. dalam hati saya ngapain juga saya liatin Hp saya ke petugas kayak orang orak  gitu ya....  :D  tuh... tuh pak saya punya Hp ada aplikasi GoCar...  

Kami berjalan menujut tempat yang diarahkan Driver tadi..  ternyata benar mobil untuk membawa kami bukan mobil yang sesuai dengan yang tertera pada aplikasi. Mobil yang digunakan Toyota Rush.. ternyata drivernya pun bukan. Masuklah kami kedalam mobil itu bertiga (Arie, Saya dan Dinda)  sampai mobil dia minta .. pak tolong dimatikan saja Aplikasinya bapak tetap bayar sesuai dengan tarif yang sudah tertera.    Walah .. walah.

Alhamdulillah kami sampai tujuan Hotel Garuda Plaza Medan..  telah berkumpul disana kawan-kawan kami yang sudah berangkat lebih dahulu mereka berangkat hari Kamis tanggal 15 Februari 2018.  Ada Roland, Eko, Julius ditambah dengan kami.  Karena hari sudah menunjukan waktu makan siang .. kita segerakan lah makan siang.. berpindahnya kami ke rumah makan ayam penyet di seberang Hotel Garuda Plaza Medan.  karena klo kita makan diresto Hotel tersebut ... bisa habis ops kita hari itu..  untuk order kendaraan travel saja masih tawar menawar ... (kayak lagu Bang Iwan) "Tawar menawar harga pas ".  
Setelah disksusi panjang lebar kali tinggu dan tambah luas lingkaran ....   jadi lah kami berangkat dibagi menjadi 2 (dua kelompok) 

1. Tujuan :  Kaban Jahe, Sidikalang, Tarutung, Balige
2. Tujuan : Kisaran, Tanjung Balai. 

Dan beberapa kawan menjadi pendamping di Medan (Ali Mualim, Arizky, Agus Sugiarto, Dolly) ini lah hasil kordonasi dengan perut kenyag..   ha ha haaa.....  :D  Ok Capt..  (colek Om Roland).

Saya berada di Kelompok 1 (satu) dengan tujuan Tarutung.  sudah terbayang dengan waktu tempuh 7 (tujuh) jam perjalanan yang dibutuhkan untuk mencapai lokasi tersebut.  Awal perjalanan ini diawali dengan lumayanan lancar namun tersedat saat kami menuju Brastagi. Kondisi ini karena sedang dalam suasana long .. weekend maka banyak masyarakat Medan yang menuju ke atas.
Sedikit informasi Brastagi seperti halnya pucaknya Medan,  kalau di Jakarta persis seperti berangkat ke Puncak di wilayah Bogor dengan hawa sejuknya dan beberapa hasil perkebunannya.

Alamaaak .. macetnya untuk jalan jarak 100 M kita harus menunggu hapir 20 menit dengan panjangnya jalan Jamin Ginting di Medan terasa belum berakhir - berakhir.  


Untuk waktu normal saja butuh waktu 7 Jam 49 Menit hasil perkiraan Google Maps bisa dibayangkan saat kami kemaren meluncur dari Hotel Garuda Plaza Medan tertahan di Jamin Ginting, Brastagi..  kamu meluncur jam 14:20 dari Medan menuju lokasi.
Beberapa titik macet berhasil dilewati sambil berkordinasi dengan kawan-kawan di Medan dan Jakarta via SosMed WhatsApp (WA) yang membantu kami untuk tetap dapat berkordinasi antara satu denga yang lain.
Tujuan kami pertama adalah Kaban Jahe mengantarkan rekan kami Eko "Crot" Yulianto. Dalam perjalanan kami banyak bergurau tentang apa saja, pekerjaan kantor saat ini yang kami tinggalkan karena untuk proses pendampingan atau kehidupan pribadi masing-masing. Maklum 2 (dua) rekan saya yang satu perjalanan belum berkeluarga. Mereka Roland Manuputy dan Julius.. saya lupa nama lengkapnya.  
Alhamdulillah tepat Azan Isya kami sampai di lokasi kantor Cabang Kaban Jahe. Wuiih...  1/2 waktu perjalanan baru sampai di Kaban Jahe  disepanjang perjalanan Eko kordinasi dengan perwakilan dari Cabang Kaban Jahe, untuk menyampaikan perkiraan waktu kami tiba dilokasi. Ternyata setelah kami sampai sudah tidak ada lagi petugas yang ada dilokasi tertinggal petugas keamanan yang ada. Kantor Cabang telah berhasil kami temui berikutnya adalah mencari Hotel untuk tempat kawan kami tinggal...   Alhamdulillah tidak jauh dari lokasi ada Hotel yang bisa digunakan untuk kawan kami selama melakukan pendampingan di Cabang Kaban Jahe.  
Karena waktu sudah malam maka kami putuskan untuk istirahat dan makan malam dahulu disini.  4 (empat) porsi Bakso kami pesan..  sebagai penghilang lapar kami. Ada kejadian yang mungkin sebelumnya kami tidak gak sangka..  Julius kawan kami .. diantara kami ber4 (empat) mungkin dialah yang paling kecil postur badannya.. tapi mak .. makannya ... 1 Porsi Bakso Plus Nasi dengan porsi Munjung dihajar .. cepet2. 
Selesai kami makan malam di Kaban Jahe, Sidikalang tujuan kami berikutnya mengantar si anak bujang Julius menuju kampung halamannya.  Gelapnya malam kita lewat ber4 diatas mobil ini, alhamdulillah udara sejuk cukup bersahabat jadi kami tidak perlu menyakan AC sepanjang perjalanan. Kebetulan kendaraan yang kami sewa ini dimiliki oleh kawan kulihanya rekan kita Julius. 





13.17 | 1 comments | Read More

Menghitung Net Present Value

Suatu perusahaan melakukan investasi dalam aktiva tetap dengan data sbb:
Nilai Investasi mesin baru                   = Rp 1.850.000.000,-
Biaya pemasangan mesin                   = Rp 150.000.000,-
Penjualan mesin lama (Nilai buku)       = Rp 200.000.000,-
X0 = Rp 1.850.000.000 + Rp 150.000.000 – Rp 200.000.000 = Rp 1.800.000.000
(Initial Outlay)
Jika biaya pemasangan mesin baru dianggap pula sebagai biaya Investasi pembelian mesin baru, maka total biaya investasi menjadi = Rp 1.850.000.000 + Rp 150.000.000 = Rp 2.000.000.000,-                                                                                                                  Depresiasi untuk mesin baru selama 5 tahun = Rp 2.000.000.000 / 5 = Rp 400.000.000
Tambahan keuntungan karena efisiensi dan penghematan biaya    Rp 760.000.000         Depresiasi untuk mesin baru (5 thn)          Rp 400.000.000                                               Depresiasi untuk mesin lama (5 thn)                  Rp   40.000.000     Rp 360.000.000                                                                                                      
Tambahan Laba sebelum pajak                                                Rp 400.000.000
Pajak 50%                                                                           Rp 200.000.000
                                                                                                     
Tambahan Laba setelah pajak                                                 Rp 200.000.000
Tambahan kas masuk operasional                 = Laba Netto + Depresiasi
(Net Cash Flow project, hand-out IV hal.43)     = Rp 200.000.000 + Rp 360.000.000                                                                               = Rp 560.000.000
Tingkat bunga kredit investasi/modal kerja      = 18% p.a.
Pertanyaan:
1.   Hitung NPV, Bagaimana keputusan Anda berdasar perhitungan NPV tersebut.
2.   Hitung PI, Bagaimana kesimpulan Anda berdasar perhitungan NPV tersebut. Setelah dikuatkan dengan dua perhitungan baik dengan metode NPV maupun PI



1.      Ct =   560.000.000
Co =2.000.000.000  r  = 18 %

  NPV = (C1/1+r) + (C2/(1+r)2) + (C3/(1+r)3) + (C4/(1+r)4) + (C5/(1+r)5) – C0NPV = ((560/1+0,18) + (560/1+0,18)2 + (560/1+0,18)3 + (560/1+0,18)4 + (560/1+0,18)5) – 2.000.000.000NPV = (474,576.271 + 402.183.281 + 340.839.927 + 288.808.664+244.744.245) – 2.000.000.000NPV = 1.751.163.388 – 2.000.000.000NPV = - 248.836.612
Dengan nilai NPV yang dihasilkan - 248.836.612  Maka berdasarkan kondisi ini dapat dikatakan Investasi dalam akktiva tetap di TOLAK
2.      PI
PI = Cash Flow
        Nilai Invest Baru

560.000.0002.000.000.000
= 0.28

Kondisi ini memberikan informasi bahwa PI > I yang memiliki arti bahwa investasi dalam aktiva tetap tidak layak.

12.35 | 0 comments | Read More