Indonesia Snowden Effect Part 1

Written By Scooter-google on Selasa, 19 November 2013 | 10.25

Anda sudah membaca beberapa headline surat kabar dalam minggu ini dan tayangan Talkshow yang menampilkan berita terhangat bahwa Indonesia menjadi target penyadapan dari  Amerika dan sekutunya Australia.
Dalam opini saya sebagai warga dunia  wajar mereka  melakukan penyadapan kepada Indonesia.  Mengingat Indonesia memiliki dua komponen penting dalam pergerakan dunia yaitu sebagai paru-paru (hutan) dunia dan sebagai bahan bakar (minyak, batu bara, Gas) dunia ada semua di dalam perut bumi Indonesia.
Dalam bahasan information security, kejadian ini menjadi risiko  operasional, risiko reputasi  pemerintahan Indonesia baik saat ini atau dimasa mendatang, sesuai dengan apa informasi yang telah mereka dapatkan. Bisa saja beberapa kebijakan yang bersifat rahasia dapat mereka dapatkan terlebih dahulu sebelum hal tersebut diimplementasikan dalam pemerintahan Indonesia.
"Tindakan AS dan Australia sangat mencederai kemitraan strategis dengan Indonesia, sesama negara demokrasi, " dalam twitter SBY, muncul dalam akun twitter SBY pada selasa dini hari (19/11). 
Beberapa pejabat yang menjadi target penyadapan AS dan Australia : Andi Malarangeng,Hatta Rajasa, Boediono, Sri Mulyani Indrawati, Sofyan Djalil dan Ibu Ani Yudhoyono sumber beritasatu 

ilustrasi www.last.fm

Hal yang dilakukan dua negara tersebut dalam wacana apapun dapat dikatakan tindakan yang melanggar hukum. Karena cara memperoleh informasi dengan cara yang tidak sah. Tentunya kejadian ini menjadi evaluasi untuk kementrian informasi dan badan intelejen Indonesia yang memiliki tanggung jawab terhadap informasi pemerintah Indonesia. Eavesdropping dalam kontek information security adalah salah satu langkah awal untuk melakukan beberapa tujuan mereka dimasa mendatang yang kita sebagai korbannya tidak mengetahui apa yang akan mereka perbuat setelah mereka mendapatkan semua informasi tersebut. 
Untuk langkah awal Presiden Indonesia memerintahkan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa untuk menarik pulang duta besar Indonesia untuk Australia dari Canberra ke Jakarta, "sambil meminta penjelasan dan klarifikasi dari AS dan Australia."





0 comments: